Friday, October 31, 2025

The Real Pemuda Sigma

Pemuda Shaleh Itu The Real MVP di Mata Allah

Kata Habib Hud, Allah itu asyik banget dan demen setengah mati sama anak muda yang bisa ngerem dirinya dari sifat kebablasan atau ke-edanan dunia. Udah tahu zaman sekarang anak muda hampir semua suka hal nggak penting, kayak geber-geber motor, gila game online sampai begadang, atau cuma guyon doang. Nah, kalau ada pemuda yang milih stay on track, ninggalin yang begituan, dan fokus kebaikan, levelnya langsung tinggi! Bahkan, ada riwayat bilang, pemuda saleh itu benteng (tameng) dunia dari bala', lho. Jadi, peran mereka ini penting banget buat njaga bumi!.

Lima Superhero Penahan Bencana.

Beliau ngasih tau ada lima golongan yang jadi tameng dunia biar musibah (bala') nggak gampang nyamperin. Ini bukti bahwa hal-hal simple tapi tulus itu gede banget nilainya: Satu, ada orang tua yang masih maksa shalat padahal badannya udah nggak enak digerakin. Dua, ada pemuda yang khusyu' ibadahnya, padahal godaannya segambreng. Tiga, ada bayi yang masih enak disusui. Empat, ada hewan ternak yang adem ayem lagi makan. Lima, pastinya, pemuda yang nanjak terus dalam ilmu, ibadah, dan kebaikan (hasanah). Pokoknya, semua yang masih nunjukin kepolosan dan ketaatan itu power-nya buat nahan bala' itu mantul!.

Keep Istiqomah atau Game Over!.

Pemuda yang bisa jaga kesalehan dan ilmunya ini dijamin dapat slot VVIP di Padang Mahsyar yang panasnya amit-amit! Makanya, pesan beliau keras banget: "Takutlah kalian buat berubah!" Jangan sampai keadaan kita yang udah enak di lingkungan baik (pondok/majelis) ini diubah sama Allah jadi ambyar (buruk). Keadaan di pondok yang isinya ibadah 24 jam itu harus di-wirid-kan (dibiasakan) terus sampai tutup usia! Kuncinya? Jangan pernah lupa baca doa pamungkas Nabi ﷺ:

"يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك" 

Yā Muqallibal Qulūb, Tsabbit Qulubana 'Alā Dīnik (Ya Allah yang muter-muterin hati, tetapin hati kami diatas agama-Mu). Udah, ini doa wajib biar nggak oleng!.


Kalam Al Habib Hud Mauladawilah, Jumuah Legi, Majelis Anwarul Musthofa Kudus 31 Oktober 2025

Tuesday, October 28, 2025

Filosofi paku

 






Paku itu tidak terlihat dari luar, namun ia adalah bagian paling penting dalam struktur bangunan.

Bahkan, tanpanya, mustahil bagian-bagian dari bangunan tersebut bisa menyatu dan berdiri kokoh. Menjadi paku memang tidak enak: penuh pukulan, terkadang bengkok dan diluruskan kembali oleh Mandor, atau bahkan patah dan harus diganti yang baru. Ia adalah tiang tersembunyi, seperti paku bumi—tiang panjang yang tertanam jauh di bawah tanah, berfungsi sebagai fondasi untuk menstabilkan bangunan agar tidak mudah ambles atau miring. Paku bumi sama s
ekali tidak terlihat, namun ia sangat vital bagi keberlangsungan bangunan di atasnya.


Maka dari itu, sesuatu yang tidak terlihat fungsinya bukan berarti tidak ada gunanya.


Seringkali, di balik layar, justru ada peran-peran penting yang tak kasat mata. Tak perlu mencari validasi atau pengakuan di dunia ini, karena Sang Mandor Agung (Allah) lebih tahu kebutuhan dan fungsi sejati dari tiap material dalam bangunan kehidupan kita.



Oleh :  Muhammad Alawy Mahfudz



Tuesday, October 21, 2025

Ternyata Ada yang Lebih Penting Daripada Jadi Diri Sendiri!!


Di zaman sekarang, temen-temen pasti hype banget sama "self-love" dan jargon-jargon kaya "Be Yourself". Yang intinya ngasih tau kita buat jangan pakai topeng, gas pol tunjukin siapa kamu yang sebenarnya. Keren sih, kedengarannya. Kayak puncak kebebasan gitu.


TAPI, Guys, ada plot twist yang lebih epic dan bikin hati ayem (tenang) banget: tujuan hidup tertinggi kita bukan jadi versi terbaik dari diri sendiri menurut kita, melainkan jadi versi yang didesain oleh Allah subhanahu wa ta'ala.


Ganti mindset dari: "Gimana caranya gue bahagia?" Jadi: "Gimana caranya gue jadi hamba yang bikin Allah happy?".


Vibes Diri Sendiri vs Vibes Hamba Allah.


Coba kita bedah dikit. Konsep "jadi diri sendiri" seringnya cuma nurutin hawa nafsu (keinginan pribadi) dan emosi sesaat yang labil. Hari ini baper, besok mager, besoknya lagi pengennya yang flexing (pamer). Sementara, keinginan kita itu sering zonk (salah), lho!.


Allah sudah kasih clue di Al-Qur'an:

Allah berfirman: 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia kecuali biar mereka ibadah kepadaku.”

 (QS. Az-Zariyat: 56).

Simple, kan? Tapi susahhh bgt nglakuinnyaa:)


Yaa.. Jadi jati diri sejati kita itu ya sebagai 'Abdullah (Hamba Allah). Tujuan hidup kita ya ibadah. Begitu kita switch ke mode hamba, segala kebingungan dan overthinking soal "Siapa gue" bakal hilang. Identitas kita itu fixed: hamba yang taat.


Trust The Process (dan Siapa Sutradaranya) kadang kita ngotot pengen sesuatu. Udah diusahain banget, tapi gak dapat. Hati rasanya ambyar (hancur). Tapi, kita lupa, yang paling tahu ending terbaik buat kita itu Allah.


Mungkin kita sebel sama suatu keadaan, padahal itu kebaikan tersembunyi. Atau kita ngejar-ngejar sesuatu yang gimmick banget, padahal itu malah racun buat hidup kita.


Nih, reminder dari Al-Qur'an yang wajib kita resapi adalah firman Allah :


كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ خَيْرٌۭ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ شَرٌّۭ لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS.Al-Baqarah: 216)


Poinnya: ikhlas saja. Yang Allah kasih, itu yang paling worth it. Fokus kita tinggal upgrade diri jadi 'Ibadurrahman (hamba-hamba-Nya yang disayang).

Ikuti The Real Influencer: Nabi Muhammad .


Oke, sekarang pertanyaannya: Gimana sih caranya tahu "Kayak yang Allah Mau" itu seperti apa?.


Gak perlu bingung, Guys. Allah sudah kasih role model paling perfect di dunia ini: Nabi Muhammad . Beliau adalah template manusia yang paling dicintai Allah.


Kalau kita ngaku cinta Allah, jalannya cuma satu: Ikuti beliau. Itu udah kayak kode rahasia buat dapetin cinta Allah.


Allah berfirman:

 قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 


Artinya: "Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 31).


Bahkan, sampai urusan hawa nafsu pun harus ikut vibes beliau, seperti Sabda Nabi :

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ

 Artinya "Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa." (Hadits Hasan Shahih).


Boom! Udah jelas, kan? Stop nyari validasi dari diri sendiri yang random. Cari ridha-Nya dengan niru akhlak dan sunnah Nabi.


Final Check: Switching Ke Mode Terbaik

Saat kita memutuskan fokus jadi hamba yang Allah mau, kita itu sebenarnya lagi upgrade diri ke level tertinggi:

 • Dulu: Overthinking soal self-worth dan self-identity. Sekarang: Punya identitas jelas sebagai 'Abdullah, yang tugasnya taat.

 •Dulu: Galau karena hasil tidak sesuai keinginan. Sekarang: Pasrah dan tenang karena yakin ketetapan Allah yang paling best.


Inilah kemenangan sejati. Bukan jadi unik di mata manusia, tapi jadi spesial di mata Allah.

Yuk, mulai dari sekarang, less "Be Myself" more "Be The One Allah Wants".

Semoga Allah selalu membimbing kita! Aamiin.


Oleh : YUKAY


Friday, October 17, 2025

Part 2 | Menjadi Teman Sama Allah



Siapa yang mengira kita bisa menjadi teman ngobrol Allah? Padahal jelas-jelas Allah adalah Tuhan, Pencipta Alam Semesta. Namun ternyata kita bisa. Di Sebuah kitab Najatul Ahya’ ringkasan Ihya’ Ulumiddin dalam bab Kitabul Adzkar Wad Da’awaat


قال بعض العلماء : إنّ الله عزّ و جلّ يقول : ايّما عبدٍ اطّلعتُ على قلبه فرأيتُ الغالب عليه التمسّك بذكري. تولّيتُ سياستَه وكنتُ جليسَه ومحادثه وأنيسَه


Allah dawuh : “Setiap hambaKu pasti aku intip hatinya. Jika hatinya selalu mengingat dan berdzikir pada Ku, Aku jamin segala urusannya akan Ku Handle (kan Ku selesaikan semua). Dan Aku (Allah) akan menjadi teman ngobrol orang itu serta menjadi penghiburnya.”


Seyogyanya kita menjadi orang yang selalu mengingat Allah. Kita seakan-akan seperti orang yang sedang berbicara dengan Allah. Meskipun ia tidak mendengar jawaban secara langsung, namun hatinya terasa tenang dan nyaman. 

Ibarat di suatu majelis, aku dan kamu sama-sama  menyukai kyai itu. Meskipun kyai itu tidak tidak berbicara apa-apa denganmu dan kita cuma memandang beliau, hati kita langsung tenang. Apalagi jika kita diajak bicara bahkan diberi solusi dalam segala permasalah kita. 

Begitu juga Allah, kamu berdzikir selalu ingat kepada Allah maka Allah akan menjamin semua urusanmu beres. Jika ingin mendapat solusi dari permasalahan maka Allah akan memberimu solusi. Jika ingin mendapat hiburan maka Allah sendirilah yang akan menghiburmu. 

Oleh karena itu, mari kita mengingat dan berdzikir pada Allah agar kita bisa jadi teman ngobrol Allah yang setia.


Oleh : Zacky.


Wednesday, October 15, 2025

Cara Di Notice sama Allah

 Siapa sih yang tidak ingin hidup bahagia?

Pastinya semua orang ingin hidup bahagia. Tapi, tahukah kamu bahwa ada cara yang mudah untuk meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat? Caranya yaitu dengan berzikir kepada Allah.


Zikir termasuk salah satu ibadah kepada Allah yang memiliki banyak fadhilah (keutamaan) dan faedah. Bahkan, dalam Al-Qur’an, Allah telah menyebutkan secara jelas dalam firman-Nya:


فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

“Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 152)


Pada ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk senantiasa mengingat-Nya. Jika kita telah mengingat-Nya, maka Dia pun akan mengingat kita. Siapa yang tidak bahagia ketika dirinya diingat oleh Sang Pencipta?


Menurut Sayyidina Ibnu Abbas, kita harus berdzikir kapan saja, di mana saja, dan dalam keadaan apapun (kecuali di tempat-tempat yang memang tidak diperbolehkan). Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:


ذاكر الله في الغافلين كالشجرة الخضراء في وسط الهشيم

"Orang yang berdzikir kepada Allah di tengah orang-orang yang lalai, seperti pohon hijau di tengah pepohonan yang kering."


Rasulullah ﷺ juga bersabda:


ذاكر الله في الغافلين كالمقاتل بين الفارين

"Orang yang berdzikir kepada Allah di tengah orang-orang yang lalai, seperti seorang pejuang di antara para pelarian."


Dari hadis ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa orang yang tetap istiqomah (konsisten) berdzikir, meskipun berada di tengah lingkungan yang lalai, memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah. Contohnya, saat kita sedang belajar, lalu ada teman yang mengajak nongkrong, jangan sampai kita terbawa arus. Tetaplah fokus belajar.


Itulah sebabnya zikir sangat mulia. Zikir juga merupakan salah satu amalan yang bisa menyelamatkan dari siksa Allah. Akan tetapi, hal ini hanya berlaku jika zikir tersebut dilakukan dengan tulus dari hati, bukan hanya sebagai pencitraan. Yang justru paling sulit adalah ketika kita sedang sendirian. Karena tidak ada yang melihat, terkadang kita merasa malas. Namun saat di hadapan orang lain, kita justru berpura-pura khusyuk. Sikap seperti ini tentu harus dihindari.


Maka dari itu, marilah kita selalu berzikir kepada Allah, karena zikir bisa menjadi penyelamat di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:


مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَرْتَعَ فِي رِيَاضِ الْجَنَّةِ فَلْيُكْثِرْ ذِكْرَ اللَّهِ

"Barang siapa yang ingin menikmati taman-taman surga, maka perbanyaklah dzikir kepada Allah."


Kesimpulannya, Ayo perbanyak dzikir agar bahagia dunia dan akhirat.



Oleh : Nasywa


Friday, October 10, 2025

Pokok Kehidupan Santri


Ketahuilah bahwa ketika nama orang saleh disebutkan, turunlah rahmat Allah ﷻ. Terlebih lagi apabila yang disebut adalah Sayyidul Anbiyā’, pemimpin seluruh umat manusia, Baginda Nabi Muhammad ﷺ. Sebagaimana firman Allah ﷻ:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepadanya dan ucapkanlah salam dengan sebenar-benarnya salam.”

(QS. Al-Aḥzāb: 56)


Ketika maulid Nabi ﷺ dibacakan, hati orang-orang beriman akan bergetar, rindu semakin mendalam, dan cinta kepada Rasulullah ﷺ akan semakin bertambah. Itulah hiburan bagi para pecinta Nabi.

Rasulullah ﷺ bersabda:

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai.”

(HR. Bukhari & Muslim)

Bukti cinta kepada Rasulullah ﷺ bukan hanya dengan lisan, tetapi juga dengan menuntut ilmu. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ


“Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, melainkan mewariskan ilmu. Maka siapa yang mengambilnya, sungguh ia telah mengambil bagian yang sangat besar.”

(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Ilmu dapat dipelajari oleh siapa saja, tetapi hikmah hanya diberikan kepada orang-orang terpilih. Allah ﷻ berfirman:

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا


“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak.”

(QS. Al-Baqarah: 269).


Ilmu tanpa amal adalah sia-sia, amal tanpa ikhlas adalah tertolak, dan amal tanpa adab adalah cacat. Para ulama berkata:

الْعِلْمُ بِلا أَدَبٍ كَالنَّارِ بِلا حَطَبٍ


“Ilmu tanpa adab bagaikan api tanpa kayu bakar.”

Karena itu, jangan sampai salat, zikir, atau amal kita masih bercampur dengan iri, dengki, ujub, dan takabur. Itulah tanda ilmu yang tidak dibarengi dengan adab.

Dalam menuntut ilmu, keberadaan guru sangat penting. Dari gurulah kita belajar bukan hanya ilmu, tetapi juga akhlak, adab, dan keteladanan.

Duduklah di majelis ilmu, karena majelis ilmu adalah taman surga di dunia. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ


“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”

(HR. Muslim).

Beliau ﷺ juga bersabda:

مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ


“Barang siapa keluar rumah untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia kembali.”

(HR. Tirmidzi)

Jadikanlah majelis ilmu sebagai tempat hati beristirahat, tempat mendekat kepada Allah, dan tempat mendapatkan cahaya kehidupan.

اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ بِقَدْرِ مَقَامِكَ فِيهَا، وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ بِقَدْرِ بَقَائِكَ فِيهَا، وَاعْمَلْ لِلَّهِ بِقَدْرِ حَاجَتِكَ إِلَيْهِ، وَاعْمَلْ لِلنَّارِ بِقَدْرِ صَبْرِكَ عَلَيْهَا


“Beramallah untuk duniamu sekadar kebutuhanmu di dunia, dan beramallah untuk akhiratmu seakan engkau akan kekal di dalamnya. Beramallah untuk Allah sesuai kebutuhanmu kepada-Nya, dan beramallah untuk neraka sekadar sabarmu terhadap siksa-Nya.”

Ungkapan hikmah ini mengajarkan keseimbangan dalam hidup. Dunia bukan tujuan, melainkan ladang untuk akhirat. Ilmu sejati adalah yang mengajarkan kita tawadhu‘, ikhlas, dan beradab dalam setiap amal perbuatan.

Ilmu yang benar akan membawa kita semakin dekat kepada Allah ﷻ. Maka marilah kita bersama-sama meneladani Rasulullah ﷺ dengan memperbanyak shalawat, menuntut ilmu, beramal dengan ikhlas, dan menghias diri dengan adab mulia.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mencintai Rasulullah ﷺ, diberi keberkahan ilmu, diamalkan dengan ikhlas, dan menjadi bekal keselamatan di dunia hingga akhirat.

وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَاب

Oleh : Naim.


Tuesday, October 7, 2025

kebahagiaan sejati


Farid adalah seorang sopir truk. Setiap hari ia mengantarkan paket dari satu gudang ke gudang lain. Pekerjaan itu ia jalani demi menghidupi keluarganya yang selalu menunggu kepulangannya di rumah. Namun Farid jarang benar-benar pulang; ia bukan hanya sopir dalam kota, melainkan juga antarprovinsi.

Rutinitas yang berat membuatnya sering merasa lelah. Kadang ia mengeluh dalam hati, kadang ia iri melihat orang lain. Ada kalanya ia merasa hidupnya jauh dari kebahagiaan. Tapi semua itu ia simpan rapat-rapat agar keluarga dan orang terdekatnya tidak tahu.

Suatu hari, Farid mendapat tugas mengirim paket ke Jakarta. Ia menarik napas panjang. Tugas ke ibu kota bukan tugas biasa; jaraknya jauh, bebannya pun berat. Dengan perasaan yang campur aduk, ia menyalakan truk boksnya dan mulai berangkat. Sepanjang jalan ia bergumam dalam hati, “Kenapa harus capek-capek begini? Enak ya jadi pegawai kantoran…”

Belum habis keluhnya, jarum bensin turun drastis. “Alah, bensin mau habis lagi. Sekalian saja habis masa jabatannya,” gerutunya. Mau tidak mau, ia menepi di SPBU untuk mengisi bahan bakar. Selesai mengisi, azan Zuhur berkumandang. Kebetulan ada masjid di dekat situ, maka Farid pun memutuskan salat terlebih dahulu.

Usai salat, ia kembali melanjutkan perjalanan. Namun keluhan belum hilang dari hatinya. “Di mana kebahagiaan, ya Allah?” batinnya. Malam kian larut. Tepat pukul sembilan malam, ia akhirnya tiba di ibu kota. Sayang, truknya tiba-tiba mogok. Untung ia sempat menepi. “Ah, truk tua! Bikin masalah saja,” keluhnya sambil turun dan menendang ban. “Kenapa sih mau bahagia saja susah?”

Saat itulah matanya menangkap pemandangan tak biasa: seorang pengemis bersama dua anaknya yang masih kecil. Wajah mereka lusuh, tapi mereka tertawa ceria. Di tengah kesederhanaan itu, mereka terlihat bahagia.

Farid terdiam. Hatinya seperti disadarkan. Bahagia ternyata bukan soal apa yang kita punya, melainkan bagaimana kita bersyukur.

Sejak malam itu, Farid mulai belajar menerima hidupnya. Ia menjalani pekerjaannya dengan hati lebih lapang. Mengantar barang kini ia lakukan dengan ikhlas. Sepanjang jalan, keluhan ia ganti dengan zikir. Rasa iri ia ubah menjadi rasa syukur. Dan di situlah ia menemukan kebahagiaan sejati.

Oleh : Azami.