Tuesday, December 3, 2024

Design and Achieve Your Dream Life!


Design and Achieve Your Dream Life!


Setelah menggeluti dan melakukan beberapa penelitian dibidang desain dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun, Bell Burnett (executive director of program design) & Dave Evans (guru program product design di stanford university) mengemukakan bahwa semua hal di sekeliling kita ada desainnya. Lihatlah ke sekeliling kantor atau rumah kita -pada tablet atau smartphone yang mungkin anda pegang, atau kursi yang anda duduki.- Semua telah dibuat agar bagus, berguna, dan menarik.


Nah, dalam buku yang berjudul “Designing Your Life: How to Build a Well-Lived, Joyful Life” mereka mengajak kita, yuk kita juga mendesain hidup kita, sesuai dengan keinginan kita. menarik ya? mari kita bahas!


INSIGHT 1 : 5 ways to build a well-designed life.

(5 cara untuk membangun hidup yang didesain dengan baik).


Penulis mendefinisikan hidup yang didesain dengan baik sebagai ‘a life in which you are, what you believe, and what you do all line up together’. Yakni, hidup dimana siapa diri kita, apa yang kita percayai, dan apa yang kita lakukan itu selaras. Dan mereka menyebut keselarasan ini sebagai ‘koherensi’. 


Pertama kita diajak untuk mengevaluasi 4 area kritikal. yaitu Health, work, play, and love. Nah, setelah kita mengevaluasi ke-empat hal ini, baru deh kita coba cari dimana titik keseimbangannya. Setelah itu, ada lagi 5 hal yang harus kita praktekin untuk mendapatkan hidup yang terstruktur.


  1. Pentingnya untuk memiliki rasa ingin tahu dan keterbukaan untuk mencoba hal-hal baru. 

  2. Bias to action. bias terhadap aksi, kita harus berani mencoba melakukan sesuatu walaupun hasilnya tidak sempurna. penulis mendorong kita untuk selalu mencoba dan menghadapi kegagalan, karena mereka percaya, kegagalan itulah fondasi menuju kesuksesan.

  3. Reframing. penulisnya bilang, biasanya kita merasa stuck karena kita nggak bisa fleksibel dalam merubah cara pandang kita terhadap suatu hal. Jadi coba deh, kita ubah cara pandang kita, dan melihat suatu masalah entah sebagai challenge, kesempatan, atau pelajaran.

  4. Kesabaran. Butuh proses yang panjang untuk menciptakan desain yang bagus, dan itu juga bisa kita aplikasikan ke proses desain hidup kita, kita diajak untuk ‘prototyping’, menjalankan eksperimen, tes-tes dalam hidup kita, untuk lebih mengenal diri kita sendiri.

  5. Dan yang terakhir, radical collaboration. Kolaborasi yang radikal. Penulisnya percaya akan kekuatan meminta bantuan.  Karena, biasanya desain yang bagus itu membutuhkan beberapa andil pihak didalamnya. So, meet people, ask questions, ask for help. Tapi ingat, hanya ambil masukan dari orang yang kalian percaya.


INSIGHT 2 : find your life compass.

(Temukan kompas hidup kamu).


Dibuku ini ada 2 prinsip yang sering disebut: work view, dan life view. Work view adalah filosofi kita dalam melihat dan mengartikan apa yang kita lakukan di hidup kita. Sedangkan live view adalah filosofi kita dalam melihat kehidupan, termasuk personal value dan cara-cara kita gimana sih caranya hidup selaras dengan values tersebut.


2 filosofi ini dianggap sebagai kompas atau kiblat dalam hidup kita. Yang artinya, hampir semua keputusan yang kita ambil pasti akan berpacu pada 2 fondasi ini. Ada satu contoh work view, dan life view di dalam buku ini, jadi, ada seseorang yang sangat peduli terhadap sumber daya keberlanjutan, tapi juga mementingkan kompensasi finansial yang cukup. Nah, orang ini dipertemukan dengan 2 tawaran pekerjaan. Yang pertama, gaji yang ditawarkan cukup besar sehingga dia bisa menabung, tapi ditawarkan oleh perusahaan minyak. Sedangkan tawaran kedua, gajinya mungkin relatif lebih kecil, tapi ditawarkan oleh perusahaan energi alternatif. 


Dalam kasus ini, orang itu pasti akan memilih tawaran yang kedua. Karena itulah yang sesuai dengan work view, dan life viewnya, meskipun dalam segi gaji mungkin ia akan sedikit rugi. Makanya penting sekali untuk kita tau nih work view, dan life view kita tuh apa, karena ketika kita ditemukan dengan situasi yang mendesak di mana harus ada sesuatu yang kita korbankan akan lebih mudah untuk kita mempertimbangkan plus-minusnya kalau kita tau betul apa sih values dan fondasi hidup kita.


INSIGHT 3 : There are many versions of you.

(Ada banyak versi dari diri kamu).


Dalam proses mendesain hidup kita, kita harus membayangkan diri kita di berbagai realita alternatif atau berbagai versi perjalanan hidup. Dan untuk melihat kehidupan-kehidupan kita yang lain ini, penulisnya mengajak kita untuk membayangkan 3 versi di masa depan kita, dengan membuat ‘three 5 years odyssey plans.


Odyssey plans adalah roadmap menuju alternatif realita yang berisikan gambaran dan harapan hidup kita dalam 5 tahun kedepan. Nah, rencana pertama didasari apa yang kita lakukan sekarang (keseharian kita seperti biasanya). Rencana kedua isinya plan B, kalau seandainya hidup yang kita jalanin itu tiba-tiba itu nggak bisa kita jalanin lagi. Dan rencana yang terakhir harus menggambarkan impian atau hidup kita yang benar-benar out there, ketika apa yang akan kita lakukan kalau misalnya uang, reputasi, atau apapun itu udah nggak penting lagi.


Dengan membuat 3 rencana jalan hidup ini, kita bisa melihat jelas, ternyata ada banyak kesempatan dan kemungkinan diluar sana yang bisa kita pilih. Dan mungkin kita bisa ngerasain sendiri, mana nih yang lebih exciting dan menarik. Dan nantinya gambaran ini bisa kita gunakan untuk membuat personal mission statement yang berisikan goals-goals kita.


CLOSING


Nah good people, menariknya buku ini berhasil menjelaskan kepada kita kalo keseimbangan hidup yang baik tidak perlu banyak hal,  cukup dengan ketiga insight diatas, yang didalamnya berisi konsep keseimbangan hidup ala barat, yang membuat kita harus berhenti sejenak, dan bener-bener fokus mikirin hidup kita. Dan satu hal yang melekat banget adalah si Konsep multiverse-nya itu,  yang diterapkan dalam konteks kehidupan nyata memungkinkan kita untuk mengeksplorasi berbagai pilihan hidup, dan membantu kita dalam menentukan jalan yang lebih menarik setelah lulus sekolah.


In conclution, ternyata ada banyak sekali jalan menuju kesuksesan, dan salah satunya adalah dengan konsep ‘Desaigning Life’ karya Bill Burnet & Dave Evans ini. Setelah mengetahui panduan tersebut dan juga punya keberanian untuk bertindak, kita bisa bikin hidup yang sesuai dengan versi terbaik diri kita! Seperti syiir karya  Abi ‘Atahiyyah berikut;

 شعر أبي العتاهية :

ترجو النجاة ولم تسلك مسالكها # إن السفينة لا تجري على اليبس

Kau mengharapkan keberhasilan, tapi kamu tidak mau menempuh jalan-jalan untuk mencapainya (maka itu mustahil) karena perahu pun tidak akan berlayar di tengah padang tandus”.


‘Ala kulli hal semoga bermanfaat! Baca bukunya di tautan berikut ya! https://www.booksfree.org/wp-content/uploads/2022/04/Designing-Your-Life-by-Bill-Bunett-Dave-Evans-booksfree.org_.pdf

 

Oleh: Yusrul Falah.


Wednesday, September 4, 2024

Qowa’idul Fiqh, Bukan Fiqih Biasa



  1. Definisi 

Secara bahasa, kata Qowa’id (قواعد) adalah jama’ dari kata Qo’idah (قاعدة), yang bermakna asas, dasar, atau pondasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa Qowa’idul Fiqh adalah dasar-dasar yang berhubungan dengan berbagai masalah dan jenis fiqih. Sedangkan menurut Imam Tajjuddin As-Subki (w. 771 H) mendefinisikan Qowa’idul Fiqh sebagai : 

الأمر الكلي الذي ينطبق عليه جزئيات كثيرة يفهم أحكامها منها

“Sesuatu yang bersifat kulliy (general) yang meliputi bagian-bagian (juziyyat) yang banyak sekali, yang dipahami hukum nya dari kaidah tadi” 


Apabila Ushul Fiqih digunakan untuk takhrijul ahkam (mengeluarkan hukum) yang berasal dari Al-Quran dan Sunnah, maka Qowa’idul Fiqh berperan sebagai tathbiqul ahkam, yaitu penerapan hukum pada suatu masalah melalui kaidah-kaidah yang disimpulkan secara general dari materi-materi fiqih yang sudah ada, yang kemudian digunakan untuk menentukan hukum atau kasus baru yang belum tercantum di dalam nash (Al-Quran dan Sunnah). Keduanya secara sah telah diakui sebagai metodologi hukum (istinbathul ahkam) dari madzhab-madzhab yang diakui, dan mempunyai pionir pionirnya pada masing masing madzhab.


  1. Proses Pembentukan 

Apabila kita mengulik sejarah, sangat sulit untuk mengetahui siapa yang pertama kali menemukan dan membentuk Qowaidul Fiqih. Namun ada satu catatan yang menyebutkan bahwa Abu Thahir Ad-Dabbasi (4H), seorang ulama dari kalangan Hanafiyyah, telah mengumpulkan setidaknya 17 kaidah fiqih yang selalu beliau ulang-ulang di masjid sebelum para jamaah sholat pulang ke rumahnya masing-masing. Lalu seorang ulama Syafi’iyyah, Abu Sa’id Al-Harawi ‘menguping’ Abu Thahir dan mencatat kaidah kaidah fiqih yang telah dihafalkan Abu Thahir. Diantara 17 kaidah tersebut adalah 5 kaidah dasar yang terangkum apik dalam nadzom kitab الفرائد البهية berikut ini :


خَمْسٍ هِيَ الأُمُورُ بِالْمَقَاصِدِ

الْفِقْهُ مَبْنِيٌّ عَلَى قَوَاعِدِ

بِالشَّكِّ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُقَالُ

وَبَعْدَهَا الْيَقِينُ لاَ يُزَالُ 

ثَالِثُهَا فَكُنْ بِهَا خَبِيرَا

وَتَجْلِبُ الْمَشَقَّةُ التَّيْسِيرَا

يُزَالُ قَوْلاً لَيْسَ فِيهِ غَرَرُ

رَابِعُهَا فِيمَا يُقَالُ الضَّرَرُ

فَهَذِهِ الْخَمْسُ جَمِيعًا مُحْكَمَهْ

خَامِسُهَا الْعَادَةُ قُلْ مُحَكَّمَهْ


  •    الأُمُورُ بِمَقَاصِدِها 

“Semua perkara tergantung dari tujuannya” 

  •  الْيَقِينُ لاَ يُزَالُ بِالشَّكِّ

“Keyakinan itu tidak bisa dihilangkan dengan keraguan”

  • الْمَشَقَّةُ تَجْلِبُ التَّيْسِير

“Kesulitan itu dapat mendatangkan atau menarik kemudahan”

  • الضَّرَرُ يُزَالُ

“Kemudharatan itu bisa dihilangkan”

  • الْعَادَةُ مُحَكَّمَهْ

“Adat atau kebiasaan itu bisa menjadi landasan hukum”


Seratus tahun kemudian, datang ulama besar bernama Imam Abu Hasan al-Karkhi, yang menambahkan kaidah fiqih yang sudah dikumpulkan Abu Thahir sehingga menjadi 37 kaidah. Dari sini bisa kita tarik benang merah bahwa Qowa’idul Fiqh muncul pada akhir abad ke-3.

Proses pembentukan kaidah-kaidah fiqh adalah sebagai berikut :


Keterangan : 

  1. Sumber hukum islam secara mutlak; Al-Quran dan As-Sunnah

  2. Proses takhrijul ahkam (mengeluarkan hukum-hukum) menggunakan metodologi (istinbath) ushul fiqh.

  3. Hasil dari penggalian hukum tadi menghasilkan fiqih. Materi materi fiqih ini luas sekali, sehingga para ulama mencoba mencari persamaan pola hukumnya secara deduktif (melihat hal-hal secara umum terlebih dahulu sebelum akhirnya mengerucut menjadi lebih spesifik atau khusus). Setelah menemukan polanya, mereka mengelompok setiap masalah yang serupa, dan jadilah …

  4. Kaidah fiqih (Qowa’idul Fiqh)

  5. Kaidah-kaidah yang sudah terbentuk tadi akan diuji lagi menggunakan Al-Quran dan As-Sunnah untuk dinilai kesesuaiannya dengan substansi Al-Quran dan As-Sunnah.

  6. Setelah melewati proses pengujian, kaidah-kaidah fiqih yang akurat pun terbentuk. Kaidah yang mapan ini sudah bisa digunakan untuk menjawab persoalan-persoalan yang memang belum pernah ada sebelumnya (karena kesamaan polanya dan substansinya dengan Al-Quran dan As-Sunnah), baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, dan sebagainya.

  7. Hukum fiqih pun dapat digali dengan praktis dengan menggunakan kaidah diatas. Sebagaimana Turki Utsmani dulu yang menggunakan 99 kaidah dalam membuat undang-undang tentang akad-akad mu’amalah yang berisi 185 pasal. Peraturan ini tertuang dalam Majallatul Ahkam Al-’adliyyah. 


Penggunaan kaidah fiqih ini semakin kuat dengan adanya pernyataan dari Ibnul Qoyyim Al Jauzi : 

تغير الْفَتوى واختِلاَفُها بِحسبِ تغيرِ اْلأَزمِنةِ واْلأَمكِنةِ واْلأَحوالِ والنياتِ والْعوائِد

"Fatwa berubah dan berbeda sesuai dengan perubahan zaman, tempat, keadaan, niat, dan adat kebiasaan" 

Oleh karena itu, Qowa’idul Fiqih menjadi penting bagi seseorang yang hendak mendalami fiqih. Karena kepraktisannya, dia dapat dengan mudah memetakan masalah-masalah yang timbul dan mengambil keputusan hukum yang tepat di sepanjang zaman. Karena pentingnya ilmu ini, ulama berkata : 

"Barangsiapa menguasai ushul fiqih, tentu dia akan sampai kepada maksudnya, dan barangsiapa yang menguasai kaidah-kaidah Fiqih pasti dialah yang pantas mencapai maksudnya" 


C. Referensi Kitab-Kitab Qowa’idul Fiqh 


Ada banyak sekali ulama yang mengarang kitab dalam fan ini. Saya akan menyebutkan sebagian kitab yang masyhur karya ulama dalam 4 madzhab yang sudah mu’tabar

  1. Hanafiyyah

Dari kalangan Hanafiyyah, yang paling terkenal adalah Ushulul Karkhi karya Imam Karkhi (w. 340) (أصول الكرخي للكرخي) yang telah di singgung di atas. Dari beliau, ilmu Qowa’id Fiqh berkembang sampai sekarang. 

Ada juga kitab yang terkenal, Al-Asybah wan Nadzo ir (الأشباه و النظائر) karya Al Imam Ibnu Najim Al Hanafi (w. 970 H). Dalam Madzhab Hanafiy -khususnya fan Qowa’id- kitab ini menjadi kitab pegangan utama dan menjadi kitab paling penting. Dan tahukah kamu, bahwa rujukan utama kitab ini (dalam sistematika kepenulisan) adalah kitab Al-Asybah wan Nadzoir nya Imam Jalaluddin As Suyuthi! (w. 911 H). 

  1. Malikiyyah

Selanjutnya dari kalangan Malikiyyah ada kitab Al-Furuq (الفروق) karya Al Imam Syihabuddin Al Qarafi (w. 684 H). Beliau adalah ulama yang sangat bersemangat kalau sudah menyangkut dengan ilmu. Tidak hanya fiqih, beliau juga pionir dalam bahasa, sastra, debat, dan juga ahli dalam bidang sains. Salah satu Guru beliau yang paling terkenal adalah Imam Izzuddin bin Abdissalam (w. 660 H).

Salah satu motivasi beliau adalah : 

ينبغي لذوي الهمم العلية أن لا يتركوا الاطلاع على العلوم ما أمكنهم

“Bagi mereka yang mempunyai semangat yang tinggi, maka jangan sampai melewatkan untuk mempelajari berbagai ilmu bagaimanapun keadaannya”

  1. Syafi’iyyah

Madzhab yang paling besar pengikutnya ini mempunyai segudang karya dalam fan Qowa’idul Fiqh. Salah satu kitab paling terkenal dari ulama kalangan Syafi’iyyah adalah Qowa’idul Ahkam fi Mashalihil Anam (قواعد الأحكام في مصالح الأنام) karya Sulthanul Ulama Al Imam Izzuddin bin Abdissalam (w. 660 H). Julukan Sultahnul Ulama tersebut diberikan oleh salah satu muridnya, Ibnu Daqiq Al ‘id karena keluasan dan kedalaman ilmu yang dimiliki sang Guru.

Selanjutnya, kitab yang tidak kalah terkenal adalah Al-Asybah wan Nadzo ir (الأشباه و النظائر) karya Al Imam Jalaluddin As Suyuthi (w. 911). Saking masyhurnya, membuat kitab ini menjadi semacam ‘branding’ dari fan Qowaid dari golongan Syafi’iyyah. “Cari kitab Qowaidul Fiqh Syafi’iyyah ? Asybah lah..” kira-kira begitu. Kitab ini mempunyai banyak syarah, ikhtishar (ringkasan), dan banyak pula yang membuatnya menjadi nadzom agar mudah dihapal. Salah satu nadzom Asybah favorit penulis adalah nadzom الفرائد البهية, karya Syaikh Abu Bakr bin Abil Qosim Al-Ahdal Al-Yamani. 


  1. Dari kalangan Hanabilah, kitab rujukan Qowaid yang paling terkenal adalah Al-Qowa’idun Nuroniyyah (القواعد النورانية) Karya Syaikh Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam (Ibnu Taimiyyah). Seorang ulama yang cukup ‘kontroversial’ karena pendapat-pendapat beliau dalam bidang aqidah yang sering berbeda dengan mayoritas ulama lain. Walaupun begitu, banyak ulama yang menyanjungnya karena keluasan dan kedalaman ilmu yang beliau miliki. 

Ada pula kitab Qowa’id Ibn Rajab  karya Zainuddin Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab (Ibnu Rajab). Beliau adalah murid dari Ibnul Qoyyim Al-Jauzi, murid kesayangan dari Ibnu Taimiyyah. Walaupun begitu, pandangan Ibnu Rajab agak berbeda dengan guru-gurunya, yang mana Ibnu Rajab adalah penganut madzhab Asy’ariyyah dalam bidang aqidah. 


‘Ala kulli hal, ilmu ini cukup penting untuk dipelajari dan dapat diterapkan pada kehidupan sehari hari, baik hukum, maupun kehidupan sosial.


Maraji’ : 

  1. الأشباه و النظائر للسيوطي

  2. الفرائد البهية للشيخ ابي بكر الأهدل

  3. المكتبة الشاملة

  4. فقه الحياة : أحمد سروات

  5. Google.com

  6. Salman Abdul Muthollib (2022), Majjallat Al-Ahkam Al-‘Adliyyah: Position and Influence on the Development of Fiqh, Media Syari’ah, Vol. 24, No. 2


Oleh: Ustadz Alawy Mahfudz


Friday, August 2, 2024

Review Novel Siluman Wadon

       


            Salah satu roman paling tersohor di dunia adalah Romeo dan Juliet, sebuah kisah cinta tragedi dari Italia yang ditulis oleh William Shakespeare ini sudah menjadi legenda di dunia kisah-kisah romansa. Saking hebatnya, kisah ini tetap menarik, dan dapat bersaing dibanding dengan romance-romance zaman sekarang. Terbukti, film yang menceritakan romansa ini dibuat beberapa kali atau mungkin sekedar pesta drama yang baru-baru ini malah mengundang kontroversi. Selain itu, ada pula adaptasi dalam bentuk animenya. 

Seorang santri Pondok Pesantren Putra Al-Fattah yang tertarik dengan kisah romansa legendaris tersebut juga mengadaptasikannya dalam versi imajinasinya sendiri. Ia menambahkan bumbu fantasy dalam kisah yang ia jadikan novel berjudul “Siluman Wadon”.

Novel “Siluman Wadon” menceritakan tentang seorang remaja laki-laki bernama Irfan dari keluarga pemburu tersohor di dunia, Jaeger Family. Suatu hari, ketika dirinya sedang pergi berkemah dengan kawannya di sebuah hutan, mereka bertemu dengan seekor siluman. Namun, berbeda dengan berbagai macam siluman yang ditaklukkan kakek neneknya dan kisah-kisah seram yang disampaikan, siluman yang ada dihadapan mereka cantik menawan. 

Novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang remaja yang menjadi harapan besar dari keluarga besarnya yang kebencian terhadap siluman sudah mendarah daging. Namun, remaja tersebut malah jatuh cinta dengan siluman. Lantas, bagaimana dia memperjuangkan kisah cintanya tersebut? Apakah dia berhasil memberikan pemahaman pada keluarga besarnya bahwa tidak semua siluman mengerikan? Semua pertanyaan-pertanyaan itu akan dijawab dalam novel “Siluman Wadon”.

Novel ini sangat mengasyikan. Sang penulis menggunakan bahasa yang tidak terlalu sederhana sehingga cerita menjadi monoton, tapi juga tidak terlalu sulit sehingga pembaca akan sukar dalam memahami cerita. K-San - begitulah nama penanya - menuangkan bahasa yang pas sehingga para pembaca dapat menikmati dan mengimajinasikan fantasi dengan nyaman. Selain itu, keseruan dalam novel ini terus berkesinambungan. Sehingga tanpa disadari, pembaca tiba-tiba sudah sampai di penghujung cerita. 

Walaupun begitu, novel ini memiliki beberapa kekurangan, seperti  typo yang ditemukan di beberapa halaman. Selain itu, Fiki Ishbahul Haq, santri Al-Fattah yang membantu K-San dalam mengedit novel tersebut menyatakan bahwa K-San sebenarnya bisa membuat karakter di dalam cerita lebih hidup dengan memberikan mereka dialek yang khas. 

K-San mengatakan, walau bergenre fantasy dan dibungkus dengan kisah romansa ala-ala Romeo dan Juliet, tujuannya dalam menulis novel “Siluman Wadon” adalah untuk menyampaikan pada pembaca bahwa kekuatan terbesar seorang manusia adalah cinta. Pelajaran ini didapatkan K-San bukan dari menonton kisah-kisah romansa seperti Romeo dan Juliet. Malahan, ia mendapatkannya di pondok tercinta, Pondok Pesantren Putra Al-Fattah. 

Di Pondok Pesantren Putra Al-Fattah, santri-santri diajarkan untuk mencintai Allah, Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, guru-guru, dan hal-hal luar biasa lainnya. Biasa disebut dengan mahabbah, dan dijadikan sebagai slogan utama Pondok Pesantren Putra Al-Fattah. المحبة طريقتنا K-San mengaku bahwa dirinya terus menerus terpukau dengan kisah-kisah keutamaan dan keajaiban mahabbah yang disampaikan oleh Agus H. Aniq Muhammad Makki B.Sc. MA.

Novel “Siluman Wadon” ini tersedia di Toko Mubarokatan Thoyyibah di Jl. Menara No.13, Pejaten, Langgardalem, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59315. Atau, bisa dengan menghubungi Instagram sang Penulis @kaji_k.san.



Semoga, karya Santri Al-Fattah ini dapat memberikan manfaat untuk Bangsa, Negara, dan Agama. Serta menjadi barokah untuk semuanya. 


Resentator : F-aza