Perang Uhud menjadi salah satu ujian besar bagi kaum Muslimin. Banyak sahabat yang gugur syahid, termasuk di antaranya para pemuka kaum Anshar. Di tengah kekacauan itu, terdapat sebuah kisah yang menyentuh hati tentang keteguhan cinta seorang wanita Anshar kepada Rasulullah ﷺ.
و روى ان امرأة من الانصار قتل ابوها و اخوها و زوجهــا يــوم احد مع رسول الله صلى الله عليه و سلم فقالت : ما فعل رسول الله صلى الله عليه و سلم : قالوا : خيرا ، هو بحمد الله كما تحبين ، قالت : أرنيه حتى انظر اليه ، فلما رأته قالت : كل مصيبة بعدك جلل
“Ada seorang wanita dari kalangan Anshar yang kehilangan Ayah, Saudara dan Suaminya yang terbunuh Mati Syahid di perang Uhud saat berperang bersama Rasulullah ﷺ. Lantas wanita bertanya (pada Sahabat yang lain): “Bagaimana keadaan Rasulullah ﷺ?” Para Sahabat menjawab: “Keadaan Rasulullah ﷺ baik-baik saja, beliau dalam puji Allah (selamat, mendapat pertolongan dan sehat) seperti yang engkau lihat sebelumnya. Wanita berkata: “Tolong tunjukkan padaku dimana Rasulullah ﷺ berada aku ingin melihatnya”. Maka tatkala wanita itu melihat Rasulullah ﷺ, ia berkata: “Semua musibah (yang terjadi) setelah (aku melihat engkau selamat) itu terasa kecil”.
Kisah ini menggetarkan hati setiap mukmin. Seorang wanita yang kehilangan ayah, suami, dan saudaranya sekaligus, justru menemukan ketenangan ketika melihat Nabi ﷺ selamat. Baginya, selama Rasulullah ﷺ ada, selama risalah Allah masih terjaga, maka semua kehilangan dunia terasa ringan.
Inilah cinta sejati seorang mukmin. Cinta yang meletakkan Rasulullah ﷺ di atas segala cinta. Cinta yang membuktikan bahwa iman tidak hanya sebatas kata, tetapi benar-benar menjadi pegangan hidup.
Nabi ﷺ pernah bersabda:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ، وَوَلَدِهِ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ»— (رواه البخاري ومسلم).
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kisah ini bukan hanya cerita masa lalu. Ia adalah cermin bagi kita hari ini. Jika seorang wanita Anshar rela melewati duka besar demi memastikan keselamatan Rasulullah ﷺ, bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menempatkan beliau di hati kita di atas segalanya?
Cinta kepada Rasulullah ﷺ di zaman ini dapat kita wujudkan dengan cara:
Mengikuti sunnah beliau dalam ibadah, akhlak, dan kehidupan sehari-hari.
Membela ajaran beliau dengan ilmu, dakwah, dan perilaku yang baik.
Menjadikan beliau teladan dalam kesabaran, kasih sayang, dan keteguhan iman.
0 comments: