Ketahuilah bahwa ketika nama orang saleh disebutkan, turunlah rahmat Allah ﷻ. Terlebih lagi apabila yang disebut adalah Sayyidul Anbiyā’, pemimpin seluruh umat manusia, Baginda Nabi Muhammad ﷺ. Sebagaimana firman Allah ﷻ:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepadanya dan ucapkanlah salam dengan sebenar-benarnya salam.”
(QS. Al-Aḥzāb: 56)
Ketika maulid Nabi ﷺ dibacakan, hati orang-orang beriman akan bergetar, rindu semakin mendalam, dan cinta kepada Rasulullah ﷺ akan semakin bertambah. Itulah hiburan bagi para pecinta Nabi.
Rasulullah ﷺ bersabda:
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Bukti cinta kepada Rasulullah ﷺ bukan hanya dengan lisan, tetapi juga dengan menuntut ilmu. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, melainkan mewariskan ilmu. Maka siapa yang mengambilnya, sungguh ia telah mengambil bagian yang sangat besar.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Ilmu dapat dipelajari oleh siapa saja, tetapi hikmah hanya diberikan kepada orang-orang terpilih. Allah ﷻ berfirman:
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا
“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak.”
(QS. Al-Baqarah: 269).
Ilmu tanpa amal adalah sia-sia, amal tanpa ikhlas adalah tertolak, dan amal tanpa adab adalah cacat. Para ulama berkata:
الْعِلْمُ بِلا أَدَبٍ كَالنَّارِ بِلا حَطَبٍ
“Ilmu tanpa adab bagaikan api tanpa kayu bakar.”
Karena itu, jangan sampai salat, zikir, atau amal kita masih bercampur dengan iri, dengki, ujub, dan takabur. Itulah tanda ilmu yang tidak dibarengi dengan adab.
Dalam menuntut ilmu, keberadaan guru sangat penting. Dari gurulah kita belajar bukan hanya ilmu, tetapi juga akhlak, adab, dan keteladanan.
Duduklah di majelis ilmu, karena majelis ilmu adalah taman surga di dunia. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim).
Beliau ﷺ juga bersabda:
مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ
“Barang siapa keluar rumah untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia kembali.”
(HR. Tirmidzi)
Jadikanlah majelis ilmu sebagai tempat hati beristirahat, tempat mendekat kepada Allah, dan tempat mendapatkan cahaya kehidupan.
اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ بِقَدْرِ مَقَامِكَ فِيهَا، وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ بِقَدْرِ بَقَائِكَ فِيهَا، وَاعْمَلْ لِلَّهِ بِقَدْرِ حَاجَتِكَ إِلَيْهِ، وَاعْمَلْ لِلنَّارِ بِقَدْرِ صَبْرِكَ عَلَيْهَا
“Beramallah untuk duniamu sekadar kebutuhanmu di dunia, dan beramallah untuk akhiratmu seakan engkau akan kekal di dalamnya. Beramallah untuk Allah sesuai kebutuhanmu kepada-Nya, dan beramallah untuk neraka sekadar sabarmu terhadap siksa-Nya.”
Ungkapan hikmah ini mengajarkan keseimbangan dalam hidup. Dunia bukan tujuan, melainkan ladang untuk akhirat. Ilmu sejati adalah yang mengajarkan kita tawadhu‘, ikhlas, dan beradab dalam setiap amal perbuatan.
Ilmu yang benar akan membawa kita semakin dekat kepada Allah ﷻ. Maka marilah kita bersama-sama meneladani Rasulullah ﷺ dengan memperbanyak shalawat, menuntut ilmu, beramal dengan ikhlas, dan menghias diri dengan adab mulia.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mencintai Rasulullah ﷺ, diberi keberkahan ilmu, diamalkan dengan ikhlas, dan menjadi bekal keselamatan di dunia hingga akhirat.
وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَاب
Oleh : Naim.