Saturday, December 6, 2025

Menghafal Al-Qur’an Terasa Susah? Apa Nih yang Salah?

 


Ketika santri ditanya, 

Sudah hafal berapa juz?”

“Alhamdulillah, sudah sampai juz 24”

Tapi kalau ditanya seperti ini,

“Sudah mutqin berapa juz?” 

“Emm, hehe…”

Dua pertanyaan yang sering bikin kita refleksi ya.

Bagi para penghafal Al-Qur’an, semangat ziyadah (menambah hafalan) sering kali lebih besar daripada semangat murojaahnya. Padahal, menjaga hafalan itu sama pentingnya dengan menambahnya. Orang yang malas muroja’ah mengatakan, “Hafalan lancar itu kan fadhol dari Allah.”

Eits… jangan salah!

Fadhol Allah nggak akan turun kalau kita sendiri malas nderes, malas murojaah, dan abai terhadap hafalan yang sudah Allah titipkan.

Lalu, kenapa menghafal terasa berat?

Banyak yang mengira sulitnya hafalan karena kurang waktu, kurang metode, atau karena tidak berbakat.

Padahal setelah direnungi, sering kali yang membuat hafalan terasa berat adalah niat yang kurang tepat.

Banyak santri yang mulai menghafal, menjadikan hafalan sebagai target angka, bukan sebagai bentuk ibadah. Hafalan jadi seperti tugas sekolah: harus setor, harus selesai, harus nambah. Bukan lagi ibadah yang mengalir dengan hati.

Padahal kalau kita lihat para salafusnas shalih, beliau itu menghafal dengan hati yang penuh ketundukan dan cinta pada Al-Qur’an. Mereka tidak hanya menghafal ayat, mereka menghafal sambil memurnikan niat, memperbaiki akhlak, dan menghidupkan ayat dalam kehidupan.

Yuk, Benahi Kembali niat kita dalam menghafal Al Qur’an Karena yang kita cari bukan sekadar hafalannya, tapi kedekatan dengan Allah melalui Kalam-Nya.

Sebagai penutup, bagaimanapun juga usaha yang kita lakukan dalam rangka menjaga hafalan Al-Qur’an harus diiringi juga dengan berdoa kepada Allah. Maka, disini ada do’a yang telah diajarkan oleh Abah KH. Aniq Muhammad Makki, B. Sc., MA. yang bisa diamalkan sebagai bentuk permohonan kita kepada Allah melalui wasilah Kanjeng Nabi Muhammad  ﷺ:

اللَّهُمَّ سَهِّلْ لَنَا فِيْ القُرْآنِ, فِيْ حِفْظِهٖ وَمُرَاجَعَتِهٖ وَمُدَارَسَتِهٖ وَتَعَلُّمِهٖ وَتَعْلِيْمِهٖ وَفَهْمِهٖ وَعَمَلِهٖ وَالتَّبَرُّكِ بِهٖ. وَاجْعَلْهُ شَفِيْعًا لَنَا فِيْ الدَّارَيْنِ, بِشَفَاعَةِ سَيِّدِ الثَّقَلَيْنِ. يَا رَسُوْلَ الله !!! إِنَّا نَتَوَسَّلُ بِكَ إِلٰى رَبِّنَا فِيْ قَضَاءِ حَاجَتِنَا إِشْفَعْ لَنَا, إِشْفَعْ لَنَا, إِشْفَعْ لَنَا يَا رَسُولَ الله.

Ya Allah, mudahkanlah bagi kami (segala urusan) dalam Al-Qur’an: dalam menghafalnya, mengulanginya (murāja‘ah), mempelajarinya bersama (mudārasah), mempelajarinya (ta‘allum), mengajarkannya (ta‘līm), memahaminya, mengamalkannya, dan mengambil keberkahan darinya. Jadikanlah ia sebagai pemberi syafaat bagi kami di dua negeri (dunia dan akhirat), dengan syafaat penghulu dua makhluk yang bernilai (manusia dan jin).

Wahai Rasulullah! Sesungguhnya kami bertawassul denganmu kepada Tuhan kami dalam memenuhi hajat-hajat kami. Berilah kami syafaat, berilah kami syafaat, berilah kami syafaat, wahai Rasulullah.”

Semoga Allah mudahkan lisan kita untuk membaca Al-Qur’an, hati kita untuk menjaganya, dan amal kita untuk mencerminkannya. Amiin. 


Oleh: Muhammad Abid Yakhsyallah


Previous Post
Next Post

0 comments: