Friday, December 19, 2025

Menjadi Generasi Berilmu dan Berkontribusi di Zaman Digital

 


Sekarang kita berada di era digital dan keterbukaan informasi. Kita akrab dengan kecanggihan teknologi, media sosial, dan perubahan yang serba cepat. Lantas, bagaimana Islam memandang generasi ini dan apa peran kita?


Islam mengajarkan kita untuk menjadi generasi yang kuat, bukan hanya kuat secara fisik, namun juga kuat secara ilmu, iman, serta kontribusi.


Mengenai hal ini, Rasulullah menekankan kepada kita dalam pentingnya memanfaatkan waktu.

Beliau bersabda:


 اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ:
شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ،
وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ،
وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ،
وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ،
وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ.


Artinya: "Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: 

1. masa mudamu sebelum masa tuamu, 

2. ⁠masa sehatmu sebelum masa sakitmu, 

3. ⁠masa kayamu sebelum masa miskinmu, 

4. ⁠masa luangmu sebelum masa sibukmu, 

5. ⁠Dan masa hidupmu sebelum masa matimu."

(HR. Al-Hakim, dishahihkan oleh Adz-Dzahabi).


Hadis ini adalah panggilan langsung bagi kita para generasi muda. Masa muda adalah puncak energi, kreativitas, dan waktu luang kita. Dimana kebanyakan para pemuda lalai akan nikmat tersebut, justru kita diingatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memanfaatkan momentum ini untuk beribadah, menuntut ilmu, dan berbuat kebaikan (kontribusi) yang bermanfaat bagi umat dan bangsa.


Di era digital, tantangannya memang bagaimana menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia maya dan agama.


Salah satu role model yang patut kita teladani adalah ulama besar yang masyhur, yakni Al-Imam Al-Ghazali (wafat 505 H). Meskipun hidup jauh sebelum era digital, nasihat beliau tentang pentingnya ilmu, amal, dan menjaga hati sangat relevan bagi kita dalam mengarungi kehidupan di zaman ini. 


Beliau Radhiyallahu ‘anhu berpesan:

اَلْعِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ جُنُونٌ، وَالْعَمَلُ بِلاَ عِلْمٍ لاَ يُقْبَلُ

Artinya: "Ilmu tanpa amal adalah kegilaan, dan amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan."


Maka dari itu, mari kita jadikan Media Sosial yang ada sebagai Ladang Amal (penyebaran Ilmu dan kebaikan), 


Sebagai generasi muda, kita harus menjadikan kecanggihan teknologi bukan hanya sebagai alat hiburan, tetapi sebagai alat dakwah dan penyebar manfaat. 

karena hal ini adalah layaknya pedang bermata dua, seperti yang sering kita dengar dalam suatu kaidah fikih:


لِلْوَسَائِلِ حُكْمُ الْمَقَاصِدِ 

artinya: perantara atau media dihukumi sebagaimana tujuanya.


So.. Gunakan kreativitas digital untuk menyebarkan ilmu yang benar dan mencegah berita hoax (fitnah).


Keseimbangan (Menjaga Hati): Kita perlu membatasi diri dari scrolling-scrolling TikTok, ig dll. yang tidak bermanfaat. Waktu yang seharusnya digunakan untuk zikir, membaca Qur'an, atau berinteraksi sosial secara langsung, jangan sampai habis hanya untuk dunia maya.


Generasi kita adalah generasi penentu masa depan peradaban. Kita berada di garda terdepan dalam menghadapi tantangan zaman.

Mari kita jadikan teknologi sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan malah menjauhkan.


Media sosial dan teknologi lain merupakan wasilah dalam menghantarkan tujuan yang dikehendaki bagi penggunanya. Jangan sampai persepsi dasar tentang ‘wasilah’ ini berubah menjadi tujuan (ghoyah). 


Dan pada akhirnya, kita dituntut untuk:

اَلْمُحَافَظَةُ عَلَى القَدِيمِ الصَّالِحِ وَالأَخْذُ بِالْجَدِيدِ الأَصْلَحِ


artinya: “menjaga tradisi lama yang baik, mengambil terbaru yang lebih baik”. Wallahu a’lam bis showab.

Oleh: Falah
Latest
Next Post

0 comments: