Thursday, May 15, 2025

Mencintai Rasulullah dengan Mencintai Pecintanya

"Ketika Banner Menjadi Jalan Menuju Rasulullah"

Dalam kesempatan kali ini, izinkan saya bercerita sedikit tentang bagaimana kita bisa menghadirkan Rasulullah ﷺ dalam segala lini kehidupan kita.

Sebuah kisah diceritakan bahwa ada seorang yang dikenal Rasulullah ﷺ karena memasang banner maulid di majelis rasulullah ﷺ. Suatu hari Habib Mundzir Al-Musawa—yang menjadi khodim majelis Rasulullah ﷺ—bermimpi bertemu Rasulullah ﷺ, Dalam mimpi beliau Habib Mundzir ditanya sama Rasulullah ﷺ, “Kamu tahu tidak, ada kekasihku yang telah meninggal?” Habib Mundzir menjawab, “Tidak, siapa itu ya Rasulullah?”, Rasulullah ﷺ kemudian berkata, “ketahuilah bahwa kekasihku yang meninggal itu berkhidmah dengan memasang banner di majelismu. Aku mengenal nasabnya sampai nenek moyangnya Namanya adalah Fulan bin Fulan” MasyaAllah, pekerjaan yang mungkin tidak kita perhatikan, justru menjadikan Rasulullah ﷺ kenal dengan orang tersebut.

Dari kisah orang ini kita bisa mengetahui bahwa bapak tersebut cinta kepada Rasulullah ﷺ, karena cinta ini, maka kemudian bapak itu menampakkan rasa cintanya itu dengan memasang banner di majelis Rasulullah ﷺ milik Habib Mundzir. Begitu pun juga kita sebagai santri Al-Fattah. Ketika kita merasa belum bisa mencintai Rasulullah ﷺ secara langsung, kita harus latih terus bagaimana mencintai Rasulullah ﷺ. Bagaimana caranya? Banyak. Tapi mari kita mulai dari yang paling dekat dengan kita, mencintai orang-orang yang mencintai Rasulullah ﷺ. Siapa mereka? Ndalem. Kita harus ingat bagaimana cinta ndalem kepada kita, bagaimana keluarga ndalem gulowentah kita agar kenal Rasulullah ﷺ dan apakah kita sudah membalas cinta itu kepada ndalem? Bagaimana khidmah kita? Bagaimana cinta kita kepada mereka? Apa balasan kita kepada semua jasa ndalem?

InsyaAllah, ketika kita mencintai dan berkhidmah kepada orang-orang yang mencintai Rasulullah ﷺ maka dengan izin Allah, Rasulullah ﷺ pun akan mengenal dan mencintai kita.

Maka dari itu, mari kita hadirkan rasa cinta dan khidmah kita kepada ndalem dengan sepenuhnya khidmat. Karena ketika kita khidmah kepada ndalem dan pondok itu secara tidak langsung kita telah berkhidmah kepada Rasulullah ﷺ.

Oleh : Wafiq.




Monday, May 12, 2025

Laki-Laki Tidak Bercerita, Tapi Menulis

“Tulisan adalah ruang aman bagi hati yang tak bisa berbicara”

Lelaki itu tidak banyak bercerita. Tetapi ia menulis. Dan dalam setiap tulisannya, ada dirinya yang sedang belajar memahami hidup, mengenal Tuhan, dan merawat perasaannya dengan tenang.

Ia menulis bukan untuk dipublikasikan, bukan pula untuk dikagumi. Ia hanya ingin jujur pada dirinya sendiri. Di antara lembaran-lembaran kertas lusuh dalam buku catatan kecilnya, tersimpan perenungan-perenungan sederhana, tentang kehilangan yang tidak sempat ia tangisi, tentang kesabaran yang tak pernah ia banggakan, tentang keyakinan yang perlahan tumbuh di tengah keraguan.

Tulisannya tidak panjang. Kadang hanya satu paragraf pendek, kadang sebaris doa yang bahkan tidak lengkap. Namun justru dari sana, ia menemukan ketenangan. Setiap huruf adalah bentuk syukur, setiap titik adalah jeda untuk merenung, dan setiap halaman adalah rasa kebanggan yang tidak bisa diungkapkan. Perlahan, namun pasti.

Baginya, tulisan adalah ruang aman. Tempat di mana ia tak perlu terlihat kuat, tak perlu terdengar bijak. Ia boleh rapuh, bingung, bahkan marah. Ia menulis saat hatinya tenang, tetapi juga saat ia merasa jauh dari Rabb-Nya. Sebab ia percaya, Tuhan tidak hanya mendengar doa yang dilafalkan. Tuhan juga membaca kata-kata yang ditulis dengan hati.

Dalam dunia yang ramai oleh suara, ia memilih diam. Tetapi diamnya bukan hampa. Sebab lewat tulisannya, ia sedang bersujud dengan caranya sendiri.

Oleh : Alp


Thursday, May 8, 2025

Semangat.... Orang-Orang Yang Mengejar Mimpi

 

"Tentang Kamu yang Tidak Pernah Menyerah"

Di tengah malam yang sunyi, saat dunia tertidur lelap, ada segelintir jiwa yang masih terjaga. Bukan karena insomnia, tapi karena mereka punya mimpi yang terlalu besar untuk diabaikan.

Mereka adalah orang-orang yang mengerti bahwa mimpi tidak datang dalam amplop keberuntungan. Mereka paham bahwa mimpi itu butuh kerja keras, pengorbanan, dan sering kali... kesendirian. Karena tak semua orang akan mengerti jalan yang mereka pilih. Kadang keluarga ragu, teman bertanya, dan lingkungan mencibir. Tapi mereka tetap berjalan.

Mereka belajar bahwa gagal itu bukan musuh, tapi guru. Bahwa proses itu menyakitkan, tapi hasilnya memuliakan. Mereka mengerti bahwa tidak semua hari penuh semangat. Ada hari di mana bangun saja sudah merupakan kemenangan kecil. Dan mereka tetap maju, meski langkahnya terseok. Karena bagi mereka, hidup bukan tentang cepat-cepat sukses. Tapi tentang berani bertahan saat semua terasa berat dan tetap bergerak walau kecil.

Mereka terus belajar. Bukan hanya dari buku atau mentor, tapi dari kesalahan, penolakan, dan patah hati. Mereka sadar, mimpi yang nyata tidak dibangun dalam sehari. Tapi dalam ribuan detik penuh yang pengorbanan.

Untuk kamu yang sedang mengejar mimpimu, meski peluhmu belum dihargai dan usahamu belum terlihat hasilnya:
Tetap semangat…..
Kamu sedang membangun sesuatu yang lebih besar dari hari ini.
Kamu sedang menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri.

Dan percayalah, ketika saatnya tiba, dunia akan melihat dan mereka akan tahu bahwa kamu pernah berjuang dalam diam.

Oleh: Alp


Sunday, May 4, 2025

Kenapa Sih Kita Harus Minum Air Putih?

 Kenapa Sih Kita Harus Minum Air Putih?

Air putih. Benda satu ini sering banget kita anggap sepele. Padahal peranannya luar biasa besar dalam hidup kita, terutama sebagai santri yang aktivitasnya padat dari Subuh sampai malam. Kadang, saking sibuknya ngaji, belajar, bantu kyai, atau bahkan ngobrol sama temen sekamar, kita jadi lupa untuk sekadar minum air putih yang cukup. Padahal, minum air itu kayak sedekah kecil buat tubuh sendiri, nggak kelihatan hasilnya langsung, tapi dampaknya besar banget.

Air putih itu ibarat penjaga setia tubuh kita. Tanpa banyak gaya, dia bantu melancarkan peredaran darah, menjaga suhu tubuh tetap stabil, dan mengalirkan energi ke seluruh bagian tubuh kita. Gimana kita mau fokus belajar kalau tubuh kita dehidrasi? Kepala pusing, ngantuk mulu, bawaannya lemes kayak habis jalan dari pondok ke warung naik turun bukit.

Banyak dari kita mikir, "Ah, nanti aja deh minumnya," atau "Belum haus nih." Nah, ini yang bahaya. Haus itu tanda tubuh sudah mulai kekurangan cairan. Artinya, kalau kita nunggu haus dulu, berarti kita udah telat minum. Kurang minum air bisa bikin kita gampang sakit, sembelit, kulit kering, bahkan bikin pikiran jadi lemot. Bahaya banget, apalagi kalau kamu punya cita-cita jadi kyai atau ulama, masa iya kalah sama dehidrasi?

Tapi tenang, solusi itu selalu ada. Dan insyaAllah gampang diterapin. Mulailah dari hal-hal kecil: bawa botol minum kemanapun kamu pergi. Biasakan minum tiap habis wudhu atau habis sholat, biar sekalian jadi rutinitas. Kalau bisa, hindari kebiasaan minum manis terus-terusan. Teh manis itu enak, tapi air putih itu setia. Nggak pakai rasa, tapi justru paling dibutuhkan. Kalau kamu udah terbiasa minum air putih, percaya deh, badan bakal terasa lebih ringan, lebih segar, dan pikiran jadi lebih jernih.

Pada akhirnya, minum air putih itu bukan sekadar urusan fisik. Ini bagian dari rasa syukur kita atas nikmat kesehatan yang Allah titipkan. Menjaga tubuh itu ibadah. Dan minum air putih adalah amal kecil yang berpahala besar, kalau diniati karena Allah. Jadi, mulai sekarang, jangan remehkan segelas air putih. Karena bisa jadi, dari situlah keberkahan harimu dimulai.

Oleh : Alp.