Monday, August 25, 2025

Satu Hari Lebih Dekat Dengan Nabi : Cinta Itu Adalah..

   

 Sayyidina Zaid bin Datsinah رضي الله عنه adalah salah satu sahabat Rasulullah yang dikenal karena keteguhan imannya dan cintanya yang luar biasa kepada Nabi

    Beberapa tahun setelah Rasulullah dan kaum Muslimin hijrah ke Madinah, terjadi Perang Badar. Dalam perang ini, banyak tokoh kafir Quraisy yang terbunuh. Sebagai balas dendam, kaum Quraisy merancang strategi untuk menyakiti Rasulullah dengan cara yang kejam. Mereka ingin membunuh seorang sahabat Nabi secara terbuka di depan umum, agar kaum Muslimin merasa gentar dan takut.

    Dalam peristiwa tersebut sayyidina Zaid bin Datsinah ditangkap oleh kafir Quraisy dan dibawa ke luar tanah haram untuk dieksekusi mati. Ketika itu, beliau telah dijual oleh orang-orang suku Huzail kepada penduduk Makkah, yang sebagian besar ingin membalas kematian kerabat mereka dalam Perang Badar.

    Di antara mereka ada Sufyan bin Umayyah, yang ingin membalas kematian ayahnya, Umayyah bin Khalaf. Sayyidina Zaid dibawa ke Tan’im, sebuah tempat di luar batas tanah haram. Di sanalah beliau akan dibunuh.

و لما أخرج اهل مكة زيد بن الدثنة رضى الله عنه من الحرام ليقتلوه قال له ابو سفيان : أنشدك الله يا زيد اتحب ان محمدا الآن عندنا مكانك يضرب عنقه و أنت في أهلك؟ فقال زيد : و الله ما أحب ان محمدا الآن في مكانه الذي هو فيه تصيبه شوكة و انا جالس في أهلى، يعنى ان ما اصابني في طريقه من المحنة لم ينقص لى شيئا فـي حقـه مــن المحبـة، فقال ابو سفيان : ما رأيت من الناس أحدا يحب أحــدا كـحـب أصحـاب محمد محمدا.

    ketika Sahabat Zaid Bin Datsinah ditawan dan hendak dibunuh oleh kafir Quraish, Abu Sufyan berkata kepadanya: "wahai Zaid.. apakah kamu rela posisimu sekarang digantikan oleh Muhammad, sedangkan engkau duduk aman bersama keluargamu?" 

"Demi Allah aku tidak rela". Jawab Zaid. "aku tidak akan pernah rela Rasulullah tertusuk oleh duri sedangkan aku duduk santai bersama keluargaku.”

    Kalimat itu membuat seluruh Quraisy terdiam. Abu Sufyan, yang terbiasa melihat keberanian, mengakui dengan jujur: "Aku belum pernah melihat seseorang mencintai orang lain seperti para sahabat  Muhammad mencintai  Muhammad." 

    Tak lama setelah itu, sayyidina Zaid pun dibunuh di Tan’im, namun beliau pergi dengan senyum kemenangan, karena cintanya kepada Rasulullah tetap utuh sampai akhir napasnya.

Oleh: Muhammad Iqbal Khauri.

Previous Post
Next Post

0 comments: