Halo teman-teman setia Al Fatah website! gimana nih masih semangat kan dalam menyambut bulan kelahiran Nabi agung kita semua, yakni Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?
Kali ini, di serial 'Mengenal Sahabat Nabi Episode pertama' kita akan mengenal seorang sahabat nabi yang sangat masyhur, yaitu sayyiduna mus'ab bin umair radhiyallahu 'anhu, yang telah berjasa besar bagi umat islam hingga detik ini, dan yang menjadi da'i ila Allah pertama umat muslim, berkat dakwah beliau yang lembut dan santun hingga akhirnya agama islam mudah diterima oleh seluruh penduduk madinah saat itu, dimana merekalah cikal bakal para sahabat yang menyambut kedatangan nabi saat pertama tiba di Madinah.
Kehidupan Awal yang Penuh Kemewahan
Sebelum masuk Islam, sayyidina Mush'ab bin Umair adalah seorang pemuda dari keluarga terpandang di Mekah, putra dari Umair bin Hasyim dan Khunas binti Malik. Ia hidup dalam kemewahan dan dimanja oleh ibunya. Penampilannya sangat menawan, dengan kulit terawat, pakaian halus, dan selalu mengenakan parfum mahal dari Syam. Pakaian dan sepatunya diimpor dari Yaman, menunjukkan status sosialnya yang tinggi. Bahkan, saking harumnya, orang Mekah bisa mengenali keberadaannya hanya dari jejak wanginya.
Memeluk Islam dan Ujian Keimanan
Hidupnya berubah drastis saat beliau mendengar dakwah Nabi Muhammad. Beliau diam-diam menemui Rasulullah di Darul Arqam dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ketika ibunya mengetahui keislamannya, beliau sangat marah dan menyiksa sayyidina Mush'ab, serta mencabut semua kemewahan yang dimilikinya. Tubuhnya menjadi kurus, kulitnya bersisik, dan pakaiannya lusuh. Suatu ketika, Rasulullah melihat kondisi sayyidina Mush'ab yang hanya memakai pakaian ditambal dengan kulit dan meneteskan air mata.
Menjadi Da’i Pertama
Meskipun hidup dalam kesederhanaan, keimanan sayyidina Mush'ab tetap teguh. Beliau memiliki cita-cita mulia untuk melanjutkan dakwah Rasulullah. Kesempatan itu datang ketika beliau ditunjuk sebagai da'i pertama yang dikirim ke Madinah. Dengan strategi yang cerdas, sayyidina Mush'ab berdakwah di sana, berhasil mengislamkan para petinggi suku seperti Usaid bin Hudhair dan Saad bin Muadz. Melalui usahanya, seluruh penduduk Madinah akhirnya memeluk Islam dalam waktu yang relatif singkat.
Kematian Mulia di Perang Uhud
Puncak pengorbanan sayyidina Mush'ab terjadi saat Perang Uhud. Beliau bertugas membawa bendera kaum muslimin. Ketika seorang musuh bernama Ibnu Qami'ah menyerangnya dan mengira beliau adalah Rasulullah, sayyidina Mush'ab tetap teguh mempertahankan bendera meskipun kedua tangannya tertebas. Dengan sisa tenaganya, beliau memeluk bendera dengan kedua sikunya hingga akhirnya beliau syahid setelah ditebas di dada. Saat jasadnya akan dikuburkan, kain kafan yang tersedia tidak cukup panjang untuk menutupi seluruh tubuhnya. Atas perintah Rasulullah, wajahnya ditutup dengan kain dan kakinya ditutupi dengan tanaman. Sayyidina Mush'ab bin Umair, yang dulunya hidup dalam kemewahan, wafat dalam kesederhanaan namun mendapatkan kemuliaan yang tak terhingga.
Oleh: Tim Litbang
0 comments: