Halo para pembaca setia Website Al Fattah!
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang hingga detik ini masih melimpahkan kepada kita nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk terus menebar kecintaan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Di serial 'Mengenal Sahabat Nabi Episode Ketiga' kali ini kita akan menyelami kisah salah satu sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat masyhur, yaitu Sayyiduna Hudzaifah bin al-Yaman raḍiyallāhu ‘anhu. Beliau memiliki jasa besar bagi umat Islam, bahkan hingga detik ini. Berkat keberanian, kecerdasan, dan keteguhannya, Islam semakin berkembang di Madinah, bahkan sebelum kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam peristiwa hijrah. Lebih dari itu, Sayyidina Hudzaifah juga dikenang sebagai sahabat yang banyak meriwayatkan hadits-hadits tentang fitnah akhir zaman, sehingga menjadi pelita bagi umat Islam untuk memahami berbagai ujian kehidupan.
Sayyidina Hudzaifah termasuk generasi awal yang beriman kepada Rasulullah ﷺ. beliau dikenal cerdas, bijak, dan memiliki keberanian yang luar biasa. Berbeda dengan banyak sahabat lain, keislamannya tidak menimbulkan penentangan keras dari kaumnya, sehingga beliau bisa lebih leluasa mendampingi Nabi ﷺ.
Julukan: Penjaga Rahasia Nabi ﷺ Beliau dijuluki Ṣāḥib as-Sirr (صاحب السرّ), artinya penjaga rahasia, karena Rasulullah ﷺ mempercayakan kepadanya nama-nama orang munafik di Madinah. Tidak ada seorang pun sahabat yang mengetahui daftar itu kecuali Sayyidina Hudzaifah. Karena itu, setiap kali ada sahabat meninggal, Khalifah ʿUmar bin al-Khaṭṭāb رضي الله عنه sering memperhatikan apakah Sayyidina Hudzaifah ikut menshalatkannya atau tidak. Jika Sayyidina Hudzaifah tidak ikut, maka orang itu diduga termasuk golongan munafik. Keberanian di Medan Perang Sayyidina Hudzaifah ikut serta dalam banyak pertempuran besar: • Perang Uhud: Ayahnya, al-Yamān, gugur di medan perang akibat tertimpa pedang salah satu kaum muslimin sendiri yang keliru mengenalinya. Sayyidina Hudzaifah dengan lapang dada memaafkan para sahabat yang tidak sengaja membunuh ayahnya, bahkan memohonkan ampunan bagi mereka.
0 comments: